ABSTRAK
Ari Dwiatmoko
Penelitian
ini berjudul Tema dan Fakta Cerita dalam
Novel Layang-Layang Putus Karya Masharto Alfathi (Sebuah Kajian Struktural)
yang bertujuan untuk memperoleh jawaban mengenai: (1) tema, (2) fakta cerita,
dan (3) keterkaitan tema dengan fakta cerita yang terdapat dalam novel Layang-Layang Putus karya Masharto
Alfathi. Peneliti memilih novel Layang-Layang
Putus karya Masharto Alfathi, antara lain karena novel ini berisi tentang
perjuangan orang-orang difabel (kemampuan berbeda/cacat) yang ingin meraih
cita-cita sehingga sejajar dengan orang lain dan ingin mendapatkan bukti-bukti
yang jelas tentang unsur-unsur yang membangun novel tersebut terutama tema dan
fakta cerita.
Subjek penelitian ini adalah novel Layang-Layang Putus karya Masharto
Alfathi yang diterbitkan pada tahun 2005. Objek penelitian
ini adalah tema, fakta cerita, dan keterkaitan tema dengan fakta cerita (alur,
latar, tokoh dan penokohan). Metode pengumpulan data adalah studi kepustakaan (library research) dan teknik baca catat.
Instrumen penelitian berupa kartu data. Metode analisis data dalam penelitian
ini adalah teknik deskriptif kualitatif.
Berdasarkan
hasil penelitian, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1) tema terdiri atas tema utama dan tema tambahan. Tema utama yaitu orang-orang difabel (kemampuan berbeda atau cacat) adalah manusia biasa yang
juga mempunyai kelebihan dan kekurangan, sedangkan tema tambahan yaitu a) orang-orang
difabel berjuang mendapatkan hak yang
sama dengan orang pada umumnya melalui sebuah organisasi, b) harapan hidup
orang-orang difabel di masyarakat yang
tidak sesuai dengan kenyataan, 2) fakta
cerita, yaitu a) alur terdiri dari alur lurus dan alur sorot balik. Menurut
tahapan alur, dibagi menjadi alur awal, alur tengah, dan alur akhir, b) latar yang terdapat dalam novel Layang-Layang Putus adalah latar tempat
dan sosial. Latar tempat berada di Pasar Wage, Desa Kaliwiru, Kaliwiru, dan
Yogyakarta, sedangkan latar sosial menggunakan kelas sosial menengah ke bawah,
kelas menengah, dan kelas menengah atas, c) tokoh utama yaitu Yoyok dan tokoh
tambahan yaitu Marto Klowor, Sarmin Pincang, Hesti Ayuningtyas, Pak Lurah,
Intan Maharani, dan orang-orang difabel
(Budi, Prayogo, dan Pak Mardi), dan penokohan cara melukiskan watak
tokoh dengan menggunakan dua cara, yaitu secara langsung (analitik) dan secara
tidak langsung (dramatik). Secara langsung, pengarang langsung melukiskan
tokoh. Secara tidak langsung, yaitu menggunakan: (1) teknik cakapan dan (2) teknik
pikiran tokoh, dan 3) keterkaitan tema
dengan fakta cerita (alur, latar, tokoh dan penokohan), terdapat hubungan
yang erat antara tema dengan fakta cerita dalam novel Layang-Layang Putus, karena melalui rangkaian alur yang saling
susul menyusul, latar tempat dimana tokoh Yoyok dan orang-orang difabel
melakukan aktivitas, latar sosial yang lebih banyak menonjolkan kelas menengah
ke bawah, tokoh yang banyak menyandang cacat, serta penokohan yang lebih banyak
menonjolkan ketidakpercayaan diri sangat mendukung baik tema utama maupun tema
tambahan.
No comments:
Post a Comment